Selasa, 30 Desember 2014

HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA – RFJ


Kerjasama bilateral di bidang politik memberikan gambaran yang cukup baik sebagaimana tercermin pada sikap pemerintah Jerman untuk mendukung keutuhan wilayah dan negara Republik Indonesia dan good governance.
Namun demikian terdapat beberapa kelompok kecil/perorangan yang mensponsori  kegiatan/pertemuan yang membicarakan masalah-masalah berkaitan dengan separatisme. Satu Yayasan bernama ‘Friedrich Ebert Stiftung’ pernah mengadakan seminar mengenai Papua di Berlin pada bulan Juni 2003. Yayasan tersebut juga akan mengadakan seminar serupa di Berlin pada tanggal 21-23 Maret 2007 dengan tema ‘’Autonomy for Papua : Progress and Failure in implementing Special Autonomy’’ yang menurut rencana akan menghadirkan pejabat Kemlu Jerman dan anggota Parlemen.
Di bidang militer, kerjasama kedua negara dibatasi pada bidang pendidikan dan pengadaan peralatan untuk pemeliharaan, terutama alat utama yang berasal dari Jerman. Kebijakan kerjasama pendidikan yang ada berdasarkan persetujuan Kementerian Pertahanan kedua negara sejak Mei 1972. Jalinan hubungan dimaksud lebih pada pengembangan kepemimpinan Angkatan Bersenjata (AB) dalam tatanan negara yang lebih demokratis. Hubungan politik kedua RI-Jerman memperoleh “boost” ketika pada tanggal 14 Mei 2003, Mantan Kanselir Jerman, Gerhard Schröder, melakukan kunjungan ke Indonesia. Kunjungan ini memiliki arti sangat penting karena merupakan kunjungan seorang Kepala Pemerintahan negara anggota UE yang pertama setelah peristiwa bom Bali tahun 2002 dan terlaksana di tengah ancaman wabah SARS.
Dalam masa Presidensi UE dan jabatannya sebagai Ketua G-8, prioritas dan isu kunci yang menjadi perhatian Jerman di Indonesia antara lain adalah:
  • Kelanjutan dukungan bagi pembangunan di Aceh;
  • Pembangunan di Papua;
  • Kerjasama counter-terrorism
  • Penghormatan HAM
  • dan lain-lain

KERJASAMA EKONOMI

Jerman merupakan salah satu mitra utama perdagangan luar negeri RI. Sedangkan bagi Jerman, Indonesia tidak termasuk mitra perdagangan utama. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia hanya berada di urutan 30-an dalam daftar negara asal impor, dan di urutan 40-an dalam daftar negara tujuan ekspor Jerman. 
Ekspor Indonesia ke RFJ antara lain komoditi non-migas, seperti ikan segar dan olahan, sayur dan buah kalengan, coklat, minyak nabati, margarin, rempah-rempah, bungkil, kopi, tembakau, karet alam, selulosa, lemak/minyak untuk mesin lainnya, kain tenun sutera, kayu lapis dll. Sedangkan, impor Indonesia meliputi mesin-mesin industri tekstil/kulit industri, pompa dan kompresor, kendaraan berat, dan lain-lain.
Impor utama Indonesia dari RFJ adalah mesin untuk mengerjakan tekstil dan kulit, mesin cetak dan kertas, kendaraan bermotor darat, mesin-mesin pembangkit tenaga, produk elektronik, bahan pewarna tir, pompa dan kompresor, mesin industri.

Dalam bidang investasi, nilai investasi Jerman di Indonesia yang disetujui oleh BKPM masih belum dapat menyamai saat sebelum krisis ekonomi tahun 1997. Saat ini terdapat sekitar 250 perusahaan Jerman di Indonesia. Satu hal yang penting untuk dicatat meskipun beberapa perusahaan Jerman meninggalkan Indonesia ketika krisis ekonomi melanda, beberapa perusahaan Jerman lainnya, seperti Bayer, Beiersdorf, DaimlerChrysler, HeidelbergCement, Fuchs Oil, dan Oesam, justru memperluas usahanya di Indonesia.

Pada tanggal 14 Mei 2003 Presiden RI dan Kanselir Jerman menyaksikan penandatanganan Persetujuan Peningkatan dan Perlindungan Timbal Balik Penanaman Modal (P4M) RI-RFJ, yang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri RI mewakili Pemerintah Indonesia, serta Menteri Ekonomi dan Perburuhan Jerman dan Dubes Jerman di Jakarta mewakili Pemerintah Jerman. Penandatanganan Persetujuan P4M tersebut merupakan tonggak penting dalam upaya peningkatan kerjasama Indonesia-Jerman, khususnya di bidang investasi. Persetujuan P4M ini adalah memperbaharui Persetujuan P4M RI-Jerman tahun 1968.
Di bidang pariwisata, masih terkait dengan peristiwa 11 September 2001, arus wisatawan secara global mengalami penurunan, termasuk arus wisatawan Jerman ke Indonesia.

KERJASAMA SOSIAL-BUDAYA

Kerjasama sosial-budaya kedua negara terlihat antara lain dalam bentuk misi budaya dan kesenian Indonesia ke Jerman maupun sebaliknya. Sementara itu di bidang pendidikan, Pemerintah Jerman setiap tahunnya selalu menawarkan beasiswa kepada mahasiswamahasiswa Indonesia untuk belajar ke Jerman. Di samping itu, setiap tahun Pemerintah Jerman juga menawarkan pelatihan di bidang Kerjasama Pembangunan kepada pejabatpejabat publik yang menangani masalah terkait di Indonesia.

KERJASAMA ENERGI

Saat ini, Indonesia dan Jerman sedang berupaya mengembangkan kerjasama di bidang energi terbarukan (renewable energy). Menurut rencana, dalam tahun 2007 akan diadakan beberapa kegiatan, antara lain simposium, workshop nasional dan pertemuan para stakehorlders tentang energi terbarukan yang akan melibatkan partisipasi Jerman.

KERJASAMA PEMBANGUNAN

Kerjasama Pembangunan RI-Jerman telah dimulai sejak tahun 1961. Dengan nilai total kerjasama hampir mencapai 3 milyar euro, Jerman merupakan mitra kerjasama pembangunan terbesar ke-2 bagi Indonesia setelah Jepang.
 Dalam hal ini, Pemerintah kedua negara melakukan pertemuan secara reguler guna membicarakan hal-hal terkait dengan kerjasama pembangunan (termasuk menyepakati proyek-proyek kerjasama) dalam satu forum bernama “German-Indonesian Government Negotiations on Development Cooperation. Saat ini, fokus bantuan pembangunan Jerman kepada Indonesia diarahkan pada 4 (empat) prioritas, yakni desentralisasi, kesehatan, reformasi ekonomi dan transportasi. Kerjasama Pembangunan dilakukan dalam 2 (dua) bentuk, yaitu Kerjasama Keuangan dan Kerjasama Teknik.
Selain melalui mekanisme Perundingan Bilateral, Jerman juga memberikan bantuan pembangunan melalui forum Consultative Group on Indonesia (CGI). Di samping itu, Pemerintah Jerman juga telah memberikan fasilitas pengalihan hutang (debt swap) kepada Pemerintah Indonesia senilai 93,5 juta euro, dalam 4 (empat) tahap. Melalui fasilitas ini, hutang Pemri senilai tersebut akan dihapuskan dan dana hasil penghapusan tersebut akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek di bidang pendidikan dan lingkungan hidup.

KERJASAMA LAINNYA

Sehubungan dengan terjadinya bencana banjir di Jakarta dan sekitarnya pada bulan Februari 2007, Pemerintah Jerman telah menyediakan dana senilai 250.000 euro untuk membantu para korban banjir tersebut. Sebelumnya, Pemerintah Jerman juga telah memberikan bantuan hibah senilai 4 juta euro untuk penanggulangan flu burung pada tahun 2005. Setelah bencana gempa di Joga dan Jawa Tengah, pemerintah Jerman juga memberikan bantuan.


Sumber : http://yugasw.wordpress.com/tag/profil-negara-republik-federal-jerman/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar